Coretan Nur Hakim

Kamis, 03 November 2016

Review Buku Manajemen Proyek BAB II, III, dan IV

BAB II SIKLUS HIDUP PROYEK

Manajemen proyek merupakan hal yang sangat penting. Suatu proyek seperti halnya produk mempunyai siklus secara garis besar mulai dari riset dan pengembangan (R&D), pengenalan ke pasar, tumbuh, matang, penurunan dan hingga proyek berakhir (mati).

Untuk memulai suatu proyek ada beberapa tahap (siklus hidup proyek) yang harus dilalui  mulai dari:


Konsepsi, pada tahap ini suatu proyek terlebih dahulu di inisiasi. Inisiasi adalah titik dimana suatu ide tentang proyek lahir. Selanjutnya kelayakan dari proyek tersebut, maksud dari kelayakan adalah proses investigasi terhadap masalah dan pengembangan solusi secara lebih detail dari proyek tersebut. Untuk kelayakan proyek selanjutnya perlu ada permintaan proposal atau Request For Proposal (RFP).


Tahap Perencanaan, pada tahap ini (siklus hidup proyek) perlu dilakukan perencanaan proyek dan penentuan spesifikasi secara rinci

Tahap Eksekusi,  pada tahap ini suatu proyek akan di desain yang sesuai dengan keinginan user. Selanjutnya jika sudah mendapatkan desain yang ideal akan dilakukan pengadaan fasilitas pendukung dan materialnya baru bisa suatu proyek diproduksi. Implementasi proyek selanjutnya diuji kelayakannya.


Tahap Operasi, setelah proyek telah dinyatakan lolos dari uji kelayakan  maka proyek tersebut dinyatakan telah selesai barulah hasil proyek tersebut bisa dioperasikan oleh user
  

BAB III ORGANISASI PROYEK

Suatu proyek akan berhasil jika didukung dengan manajemen proyek yang baik dan struktur organisasi yang baik pula. Secara umum struktur organisasi memiliki beberapa dasar penyusunan antara lain: berdasaekan produk, berdasarkan lokasi, berdasarkan proses, berdasarkan pelanggan, dan berdasarkan fungsi.


Pada umumnya suatu perusahaan besar menggunakan metode organisasi campuran, ketika menggunakan lebih dari satu organisasi perlu adanya suatu organisasi induk agar mencapai keselarasan dari proyek tersebut.

Proyek Sebagian Bagian dari Organisasi Fungsional

Organisasi fungsional bertugas membagi department berdasarkan fungsinya, antara lain, fungsi pemasaran, fungsi personalia, fungsi produksi, fungsi keuangan, dsb. Setiap organisasi pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan.


Kelebihan dari struktur organisasi fungsional:
  • Fleksibelitas yang tinggi dalam penggunaan staf/karyawan.
  • Karyawan dengan keahlian tertentu bisa ditugaskan diproyek yang berbeda.
  • Karyawan dengan keahlian yang berbeda-beda digabungkan dengan satu grup agar dapat saling melengkapi dan dapat memecahkan masalah.
 Kekurangan dari struktur organisasi fungsional:
  • Klien tidak menjadi perhatian utama dari aktifitas proyek.
  • Devisi fungsional cenderung berorientasi pada aktifitas-aktifitas khusus yang sesuai dengan fungsinya.
  • Kurangnya rasa tanggung jawab terhadap proyek.
  • Kurangnya motivasi terhadap proyek.
  • Kurangnya pendekatan yang holistic terhadap proyek.
Suatu organisasi fungsional dipimpin oleh project expeditor. Pada organisasi fungsional personil tidak boleh digabungkan dengan personil dari luar fungsional tersebut, jika misalkan harus dilibatkan maka perlu adanya koordinator proyek agar dapat mengintegrasikan aliran kerja tanpa harus merubah struktur organisasi.

Organisasi Proyek Murni (Pure Project Organization)

Organisasi ini berdiri sendiri tidak bergantung dengan organisasi induk, hanya saja perlu memberikan laporan kemajuan dan kegagalan proyek kepada organisasi induk. Pada organisasi ini dapat menggunakan sumber daya dari luar jika organisasi tidak dapat mengendalikannnya.


Kelebihan dari struktur organisasi murni:
  • Manajer proyek mempunyai wewenang penuh untuk mengelola proyek.
  • Anggota tim bertanggung jawab terhadap proyek kepada manajer proyek.
  • Komunikasi semakin cepat, antara manajer proyek dengan eksekutif secara langsung.
  • Dapat menggunakan tenaga ahli yang sama pada pekerjaan yang sama.
  • Karena wewenang terpusat, kemampuan untuk menentukan keputusan semakin cepat.
  • Adanya keselarasan antara tim.
  • Bentuk cukup simpel.
  • Dukungan menyeluruh terhadap proyek.
Kekurangan dari struktur murni:
  • Jika terdapat banyak proyek yang harus dikerjakan maka sering terjadi duplikasi usaha dan fasilitas.
  • Untuk mendapatkan dukungan teknis dan teknologi  manajer proyek harus menumpuk sumber daya secara berlebihan.
  • Struktur ini memakan biaya yang cukup mahal karena berdiri sendiri.
  • Bila proyek telah selesai maka nasib pekerja harus di hentikan.
  • Ketidakkonsistenan prosedur.

Organisasi Matriks


Organisasi ini merupakan gabungan dari organisasi fungsional dengan organisasi murni. Tujuan digabungkannya organisasi ini untuk memaksimalkan kinerja proyek dan mengurangi kekurangan dari organisasi tersebut. Organisasi matriks adalah organisasi proyek murni yang melekat pada divisi fungsional pada organisasi induk.


Pada organisasi matriks jika terdapat banyak proyek maka diperlukan untuk memodifikasi struktur proyek dan menambahkan seorang manajer program.


Kelebihan dari organisasi matriks:
  • Manajer proyek bertanggung jawab mengelola proyek agar sesuai dengan manajemen proyek.
  • Karena melekat pada unit fungsional maka dapat mengurangi duplikasi penyediaan sumber daya.
  • Tidak ada pemecatan untuk karyawan jika proyek telah selesai.
  • Klien merupakan prioritas utama.
  • Proyek akan mempunyai akses perwakilan dari devisi administrasi perusahaan induk, sehinggal konsistensinya dengan kebijaksanaan, prosedur dari perusahaan induk tetap terjaga.
  • Bila terdapat proyek secara bersamaan dapat menanganinya secara cepat karena sumber daya yang seimbang.
  • Pendekatan holistic holistic terhadap kebutuhan organisasi secara menyeluruh dengan mengptimalkan permansi organisasi.
 Kekurangan dari organisasi matriks:
  • Dalam organisasi proyek murni keputusan dipegang oleh manajer proyek. Dalam organisasi fungsional yang mengambil keputusan adalah devisi fungsional.
  • Jika terdapat perintah dari dua manajer maka akan ada keraguan, mana proyek yang akan dikerjakan terlebih dahulu sehingga pekerjaan proyek terbengkala.
  • Perpindahan sumber daya dari satu proyek ke proyek lain untuk memenuhi jadwal proyek dapat terjadi persaingan antara manajer.
  • Manajemen matriks melanggar prinsip utama dari manajemen kesatuan komandan. Pekerja minimal mempunyai dua atasan yauti manajer fungsional dan manajer proyek. Loyalitas siapa yang lebih diutamakan akan menjadi masalah.

Memilih Bentuk Organisasi Proyek

Dalam mementukan bentuk organisasi mana yang akan diterapkan pada proyek. Pimilihan bentuk sangat dipengaruhi oleh situasi dan bersifat intuitif. Secara umum kriteria yang mendasar pemilihan sebagai berikut:
  • Frekuensi adanya proyek baru: berapa sering suatu perusahaan mendapat proyek dan seberapa besar perusahaan induk itu ikut terlibat.
  • Berapa lama proyek berlangsung.
  • Ukuran dari proyek: tingkat pemakai tenaga kerja, modal, dan sumber daya yang dibutuhkan.
  • Kompleksitas hubungan.
Organisasi matriks dan murni diterapkan untuk proyek berskala menengah dan besar dan kompleksitas yang sedang dan tinggi. Sedangkan organisasi fungsional digunakan untuk berskala rendah  an kompleksitas rendah atau untuk part time.
Kriteria lain yang bisa digunakan untuk peertimbangan pemilihanbentuk organisasi adalah ketidakpastian, keunikan, pentingnya faktor biaya, dan waktu.

BAB IV TIM PROYEK


Pengertian tim proyek adalah semua yang tergabung dalam organisasi pengelola proyek. Tim proyek terdiri atas personil fungsional dan personil inti (project officer) tim, perbedaannya berdasarkan tanggung jawab masing-masing. Beberapa jabatan penting dalam  Project Officer antara lain:

Manajer Proyek


Keberhasilan suatu proyek berdasarkan manajemen proyek yang dipimpin oleh seorang manajer proyek. Manajer proyek berperan sebagai integrator, kamunikator, pembuat keputusan, motifator, interpreneur, dan agen perubah.

Tanggung jawab manajer proyek yaitu menyerahkan laporan hasil dari proyek berdasarkan waktu, anggaran biaya, dan performansi yang telah ditetapkan, termasuk profit yang ditargetkan. Secara garis besar tanggung jawab manajer proyek sebagai berikut:
  • Merencanakan kegiatan-kegiatan dalam proyek, tugas, laporan hasil akhir, pembuat keputusan, anggaran dana.
  • Menyiapkan siapa saja yang ada pada tim,  mengorganisasikan dan mengalokasikan sumber daya.
  • Memonitor kegiatan proyek.
  • Mengidentifikasi masalah teknis.
  • Titik temu dari para kunstituen.
  • Menyelesaikan masalah yang terjadi pada proyek.
  • Menghentikan dan melanjutkan kegiatan proyek.

Kompetensi dan Orientasi Manajer Proyek

Untuk menjadi seorang manajer proyek harus memiliki kemampuan teknis yang tinggi dan latar belakang yang luas. Seorang manajer proyek sebagai penghubung antara top manajement dengan para teknolog/teknisi. Dalam menjalankan tugas seorang manajer sering kali menemui masalah disitulah peran manajer proyek untuk menyelesaikan konflik pada proyek tersebut. Manajer proyek juga wajib mempunyai pengetahuan dalam menggunakan alat-alat mnajemen seperti estimasi biaya , cash flow, penganggaran insentif, hukuman, dll. Dan juga harus bisa menciptakan kerjasama tim.
  

Otoritas

Otoritas/wewenang merupakan kekuatan manajer proyek. Otoritas terbagi dua yaitu otoritas legal dan otoritas karismatik. Otoritas legal adalah seseorang yang mampu mengatur dan memberi tugas kepada bawahan dalam uraian pekerjaan (job description).  Sedangkan otoritas karismatik berkaitan kekuatan yang dipunyai karesa sifat-sifat personal seperti kepribadian. Manajer proyek yang mempunyai otoritas legal sekaligus karismatik sangat dibutuhkan untuk mengambil seuatu keputusan, tetapi juga harus banyak pertimbangan terutama meminta saran dari atasan maupun bawahan.

Memilih Manajer Proyek


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih seorang manajer proyek yang baik sebagai berikut:
  • Karakteristik personal, meliputi fleksibelitas, mempunyai jiwa pemimpin dan inisiatif, percaya diri, disiplin, seorang generalis, dapat membuat keputusan terbaik, dan menajemen yang baik.
  • Keterampilan perilaku, harus dapat berkomunikasi dengan baik dan membangun kerjasama tim.
  • Keterampilan Bisnis, memiliki jiwa bisnismen, memahami mengenai organisasi dan masalah bisnis, pemahaman tentang manajemen, kemampuan mengubah kebutuhan bisnis menjadi kebutuhan proyek, dan berkemauan kuat dan aktif membimbing para bawahan.

Anggota Tim Proyek


Untuk membangun suatu tim yang solid dan  berkualitas maka perlu keahlian yang berbeda dan saling melengkapi antara anggota tim. Berukut bagian-bagian tugas pada tim:
  • Contract Administrator, bertugas untuk menyiapkan semua kebutuhan administrasi seperti proposal, negosiasi kontrak, dll.
  • Project Controller, bertugas membantu manajer proyek dalam perancangan, pengendalian, pelaporan, dan evaluasi.
  • Project Accountant, bertugas membantu akutansi dan finansial kepada manajer proyek.
  • Cuntomer Liason, bertugas sebagai perwakilan klien dalam tim proyek.
  • Production Coordinator, bertugas merencanakan, memonotor, dan mengkoordinasikan aspek-aspek produksi.
  • Manajer Lapangan, bertugas mengawasi pemasangan, pengujian, pemeliharaan, dan penyerahan hasil akhir proyek kepada pelanggan.
  • Quality Assurance Supervisor, bertugas mengatur dan membuat prosedur pemeriksaaan untuk pemenuhan kualitas proyek.

Peran Lain di Luar Tim Proyek

Manajer Program


Ada kalanya suatu perusahaan mempunyai proyek yang over load, disinilah peranan penting dari manajer program yang bertugas mengawasi seluruh kegiatan proyek. Berikut rincian tugas manajer program:
  • Mengarahkan mengevaluasi kegiatan dari seluruh manajer proyek.
  • Memastikan proyek berjalan dengan baik.
  • Bekerjasama dengan pemimpin fungsional dan menyelesaikan konflikyang ada pada proyek.
  • Jika terjadi perubahan pada proyek tetap memperhatikan batas biaya, waktu, dan performansi proyek.
  • Membantu manajer proyek mengembangkan kebijakan, perencanaan, teknik-teknik.

 Manajemen Puncak


Bertanggung jawab untuk kesuksesan proyek, berikut tugas dari manajemen puncak sebagai berikut :
  • Menetapkan tanggung jawab dan wewenang manajer proyek.
  • Menentukan lingkup dan batasan tanggung jawab pengambilan keputusan seorang manajer proyek.
  • Menetapkan kebijakan dan menyelesaikan konflik yang ada pada berlangsungnya proyek.
  • Manjabarkan tujuan untuk mengevaluasi performansi manajer proyek.
  • Menyediakan informasi perencanaan, pengendalian, pemeriksaaan, dan evaluasi proyek yang sedang dilaksanakan.

File hasil review bisa didownload disini dan bukunya bisa didownload disini

Sabtu, 15 Oktober 2016

REVIEW JURNAL : ANALISA DAMPAK EKONOMI RENCANA PEMBANGUNAN JARINGAN VOIP PADA PERUSAHAAN JASA INTERNET


REVIEW JURNAL

 ANALISA DAMPAK EKONOMI RENCANA PEMBANGUNAN JARINGAN VOIP PADA PERUSAHAAN JASA INTERNET



1.        PENDAHULUAN
Tujuan seseorang berwirausaha adalah untuk mendapatkan laba. Dalam mengembangkan perusahaan tersebut seorang wirausahawan harus bisa meningkatkan daya saing dan menurunkan biaya produktivitas.
Dengan dibangunnya teknologi VoIP dalam perusahaan jasa internet dapat menurunkan biaya produktivitas dan juga dapat meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dengan konsep call center.

2.        INFORMATION ECONOMICS
Information Economics (IE) adalah pengembangan dari analisa biaya manfaat tradisional, berfungsi untuk evaluasi manfaat dari biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk suatu investasi TI. IE menggunakan konsep benefit sebagai pengukur ekonomi diskrit. Penghitungan benefit ini menggunakan Return on Investment (ROI).
Pendekatan lain dengan nilai (value), yaitu keuntungan yang didapat dari kompetisi atau keuntungan intangible. Contoh keuntungan ini adalah bertambahnya competitive advantage dan kenaikan market store. Perhitungan IE terbagi dalam faktor domain bisnis dan faktor domain teknologi. Dengan menggunakan IE kita dapat mengetahui nilai kenaikan atau penurunan dari perusahaan.

3.        CORPORATE VALUE
Perusahaan jasa internet ini menggunakan analisa IE yaitu memberlakukan pembobotan pada faktor yang akan diteliti. Bobot untuk ROI faktor domain bisnis dan faktor domain teknologi setiap perusahaan berbeda-beda berdasarkan penekanan manajemen dari suatu investasi TI pada perusahaan tersebut.
Perusahaan ini menggunakan konsep Line of Business (LOB) dan dukungan proyek TI untuk mencari corporate value. Kuadran A (Investment) menggambarkan LOB yang kuat dan dukungan TI yang lemah, kuadran B (Strategic) menggambarkan LOB dan dukungan TI sama-sama kuat, kuadran C (Inftrastructure) menggambarkan LOB dan dukungan TI sama-sama lemah, dan kuadran D (Breakthru Management) menggambarkan  LOB lemah  namun dukungan TI yang kuat.
Nilai bobot perusahaan ini tergantung pada kondisi bisnis dan sangat tergantung pada manajemen pelaksana perusahaan.
4.        RETURN ON INVESTMENT (ROI)
Nilai ROI pada metode IE terdiri atas beberapa aspek yang meliputi :
a.       Development Cost Worksheet atau lembar kerja biaya pengembangan proyek
Lembar kerja ini memuat kategori dasar pengeluaran biaya proyek meliputi : development effort, new hardware, new purchased software, user training, dan other costs.
b.      Ongoing Expense Worksheet atau lembar kerja pembiayaan proyek berjalan
Walaupun proyek dinyatakan telah selesai tetapi selalu biaya untuk perawatan. Pembangunan jaringan VoIP ini terdapat empat pos pengeluaran biaya berjalan amtara lain: (1) equipment maintenance yaitu untuk cadangan dana apabila ada kerusakan hardware atau peningkatan spesifikasi hardware. (2)  dana software maintenance yaitu untuk perawatan software. (3) karena perangkat VoIP ini tersebar dibebrapa tempat maka diperlukan biaya untuk transportasi dan akomodasi. (4) biaya bandwidth data communication, yaitu biaya untuk bandwidth.
c.       Economic Impact Worksheet atau lembar kerja dampak ekonomi
Berisi analisa pengaruh ekonomi dari proyek VoIP. Penilaian ini berdasarkan pada ROI  dari Net Cast Flow (NCF) secara periodic yang direncanakan selama 4 tahun.
Perhitungan dampak ekonomi perusahaan dengan rincian,  biaya investasi yang telah dikeluarkan untuk menjalankan proyek secara keseluruhan, kemudian masukan NCF pada pembangunan VoIP ini dapat dari pengurangan biaya public telecommunication yang dapat dihemat ketika telah menggunakan VoIP.
Pada penelitian ini ROI akan bisa didapatkan dengan membagi nilai rata-rata 4 tahun NCF dengan investasi yang dibutuhkan, dengan mengetahui presentase keuntungan dari investasi awal, maka dapat ditentukan pengaruh ekonomis VoIP pada perusahaan tersebut.
5.        VALUE
Hasil dari pelaksanaan proyek VoIP bersifat intangible. Dalam pelaksanaan proyek ini didapatkan empat nilai, yaitu value linking, value acceleration, value restruction dan innovation valuation.
Menurut Schwartz dan Sassone (1984) ada lima kategeri manfaat produktifitas. Manfaat dari value linking dan value acceleration adalah peningkatan kinerja perusahaan dan peningkatan keuntungan atau laba perusahaan. Value linking dan value acceleration memiliki perbedaan pada dimensi waktu.
Value restruction  suatu proyek TI meliputi restrukturisasi organisasi, fungsi, tugas atau cara kerja.
Innovation valuation adalah manfaat yang didapat karena terciptanya peluang bisnis baru akibat dari implementasi proyek VoIP. Pada perusahaan jasa internet, keuntungan jika menggunakan teknologi VoIP sangat besar.
6.        DOMAIN BISNIS DAN DOMAIN TEKNOLOGI
Domain bisnis adalah bagian yang memafaatkan proyek TI dimana nilai diberikan dalam bentuk penurunan biaya atau peningkatan kinerja perusahaan. Lima faktor yang harus dievaluasi agar mendapatkan pembobotan yang baik antara lain:
a.       Strategic Match (SM) adalah keselarasan pengembangan proyek dengan tujuan strategis perusahaan yang telah ditentukan sebelumnya.
b.      Competitive Advantage (CA) adalah merupakan nilai yang diturunkan dari penciptaan strategi bisanis yang baru maka menimbulkan keunggulan bersaing.
c.       Management Information (MI) merupakan nilai yang diturunkan dari dukungan informasi pada fakto kesuksesan dari Line of Business (LOB) perusahaan.
d.      Organizational Risk (OR) dimana organisasi mampu melaksanakan perubahan yang dibutuhkan perusahaan.
Domain teknologi adalah bagian bisnis yang memberikan layanan TI dalam menunjang bisnis perusahaan. Besarnya nilai yang diberikan berdasarkan biaya investasi teknologi. Faktor yang mempengaruhi domain teknologi, yaitu:
a.       Strategic IS Architecture (SA) nilai yangditurunkan dari investasi TI pada arsitektur strategis yang dapat mendukung proyek lain terlaksana.
b.      Definition Uncertainty (DU) merupakan factor yang mengevaluasi tingkat kebutuhan dan spesifikasi beserta kompleksitas dan probabilitas perubahan bersifat non-rutin.
c.       Technical Uncertainty (TU) mengevaluasi kesiapan dari technology domain untuk mengambil alih proyek, tergantung pada hardware dan software.
d.      IS Infrastructure Risk (IR) untuk mengevaluasi resiko akibat penambahan infrastruktur.
e.       Setelah mendapatkan seluruh data analisa penilaian dan kemudian dikalikan dengan faktor corporate value. Kemudian hasil ditotal dan didapatkan hasil nilai analisa proyek. Nilai analisa proyek berfungsi sebagai indokator tingkat prioritas dari suatu proyek VoIP.
7.        INFORMATION ECONIMICS SCORE CARD
Setelah mendapatkan seluruh data analisa penilaian dan kemudian dikalikan dengan faktor corporate value. Kemudian hasil ditotal dan didapatkan hasil nilai analisa proyek. Nilai analisa proyek berfungsi sebagai indokator tingkat prioritas dari suatu proyek VoIP.

8.        KESIMPULAN
Bersasarkan materi diatas dapat disimpulan sebagai berikut :
a.     Analisa finansial proyek pembangunan VoIP tidak terlalu menguntungkan jika dalam rentan waktu yang singkat. Dilihat lebih jauh proyek ini memiliki potensi untuk men-­generate revenue dari sisi yang lain: penghematan biaya tenaga kerja (value linked), mencegah keluarnya pelanggan (value Acceleration), dan kemungkinan bisnis baru (Innovation Valuation) berupa pelayanan VoIP ditempat point of Pressence.
b.      Metode penelitian
Pada pembahasan jurnal ini metode penelitian yang digunakan adalah metode Return on Investment (ROI). Return on Investment (ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio profibilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan (laba setelah pajak dibagi total aktiva kemudian dikalikan 100%).
c.       Proyek pembangunan VoIP memiliki keuntungan intangible lebih besar dari pada keuntungan tangible.
d.      Hasil dari kuisioner mendapatkan nilai bahwa proyek ini sudah sesuai dengan rencana strategis perusahaan.
e.       Secara keseluruhan pada perhitungan IE proyek VoIP ini memiliki 60dari skor maksimal 100. Sementara menurut responden sepakatbesarnya keberhasilan proyek 6.14 dari nilai maksimal 45.
Sumber jurnal bisa download disini dan hasil review  bisa download disini