Tutorial Cisco Packet Tracer: Konfigurasi VLAN Pada Switch
Kepanjangan dari VLAN adalah Virtual LAN. Konsep VLAN itu sendiri adalah
membuat jaringan di dalam sebuah jaringan, dengan kata lain VLAN dapat
digunakan untuk membagi sebuah jaringan menjadi beberapa jaringan di
mana setiap jaringan yang terbagi tidak dapat saling terhubung antara
satu dengan lainnya.
Tutorial ini akan membahas tentang cara membuat VLAN pada jaringan yang
menggunakan 2 buah Switch. Dalam jaringan ini terdapat 2 buah switch dan
6 buah PC, di mana setiap switch terhubung dengan 3 buah PC . Dalam 1
switch dibagi menjadi 3 VLAN yaitu vlan 1, vlan 2, dan vlan 3, dengan
masing-masing vlan terdapat 1 buah PC. Berikut gambarnya:
Dalam jaringan tersebut, PC dengan VLAN yang sama lah yang dapat saling
terhubung dan melakukan koneksi data. Maka PC0 hanya terhubung dengan
PC3, PC1 hanya terhubung dengan PC4, dan PC2 hanya terhubung dengan PC5.
Berikut langkah-langkah dalam membuat VLAN pada jaringan yang menggunakan 2 buah switch:
2. Masukkan 2 buah Switch
3. Hubungkan Switch0 dengan Switch1 menggunakan kabel cross–over, melalui Port FastEthernet0/1 pada masing-masing switch
4. Masukkan 6 buah PC
5. Konfigurasi IP PC-PC tersebut. Klik PC0, pindah ke tab Desktop, klik IP configuration, pilih Static, masukkan 192.168.1.1 untuk IP Address dan 255.255.255.0 untuk Subnet Mask.
6. Ulangi langkah ke-5 untuk PC1 sampai PC5. Namun IP Address yang dimasukkan berbeda, sedangkan Subnet Mask-nya sama. IP Address PC1 192.168.1.2, IP Address PC2 192.168.1.3, IP Address PC3 192.168.1.4, IP Address PC4 192.168.1.5, IP Address PC5 192.168.1.6.
7. Hubungkan PC0, PC1, PC2 ke Switch0 menggunakan kabel straight-through. Di mana pada switch, untuk PC0 menggunakan Port FastEthernet1/1, PC1 menggunakan Port FastEthernet2/1, dan PC2 menggunakan Port FastEthernet3/1.
8. Hubungkan PC3, PC4, PC5 ke Switch1 menggunakan kabel straight-through. Di mana pada switch, untuk PC3 menggunakan Port FastEthernet1/1, PC4 menggunakan Port FastEthernet2/1, dan PC5 menggunakan Port FastEthernet3/1.
9. Konfigurasi VLAN pada Switch0. Klik Switch0, pindah ke tab CLI, masukkan command di bawah ini:
- Switch>enable
- Switch#configure terminal
- Switch(config)#interface fastEthernet 0/1
- Switch(config-if)#switchport mode dynamic desirable
- Switch(config-if)#switchport mode trunk
- Switch(config-if)#exit
- Switch(config)#
- Switch(config)#vlan 2
- Switch(config-vlan)#exit
- Switch(config)#vlan 3
- Switch(config-vlan)#exit
- Switch(config)#
- Switch(config)#interface fastEthernet 1/1
- Switch(config-if)#switchport mode access
- Switch(config-if)#exit
- Switch(config)#
- Switch(config)#interface fastEthernet 2/1
- Switch(config-if)#switchport mode access
- Switch(config-if)#switchport access vlan 2
- Switch(config-if)#exit
- Switch(config)#
- Switch(config)#interface fastEthernet 3/1
- Switch(config-if)#switchport mode access
- Switch(config-if)#switchport access vlan 3
- Switch(config-if)#exit
- Switch(config)#
- Switch(config)#end
- Switch#
Keterangan:
- Untuk Port FastEthernet0/1 menggunakan mode trunk karena digunakan sebagai jalur penghubung ke Switch1
- Untuk Port FastEthernet1/1, Port FastEthernet2/1 , Port FastEthernet3/1 menggunakan mode access karena digunakan sebagai jalur penghubung ke PC0, PC1, dan PC2.
- Untuk Port FastEthernet2/1 menggunakan akses VLAN 2, Port FastEthernet3/1 menggunakan akses VLAN 3, sedangkan Port FastEthernet1/1 tidak perlu dilakukan konfigurasi vlan karena sudah default pada VLAN 1.
10. Konfigurasi VLAN pada Switch1. Klik Switch1, pindah ke tab CLI, masukkan command di bawah ini:
- Switch>enable
- Switch#configure terminal
- Switch(config)#interface fastEthernet 0/1
- Switch(config-if)#switchport mode dynamic desirable
- Switch(config-if)#switchport mode trunk
- Switch(config-if)#exit
- Switch(config)#
- Switch(config)#vlan 2
- Switch(config-vlan)#exit
- Switch(config)#vlan 3
- Switch(config-vlan)#exit
- Switch(config)#
- Switch(config)#interface fastEthernet 1/1
- Switch(config-if)#switchport mode access
- Switch(config-if)#exit
- Switch(config)#
- Switch(config)#interface fastEthernet 2/1
- Switch(config-if)#switchport mode access
- Switch(config-if)#switchport access vlan 2
- Switch(config-if)#exit
- Switch(config)#
- Switch(config)#interface fastEthernet 3/1
- Switch(config-if)#switchport mode access
- Switch(config-if)#switchport access vlan 3
- Switch(config-if)#exit
- Switch(config)#
- Switch(config)#end
- Switch#
Keterangan:
- Untuk Port FastEthernet0/1 menggunakan mode trunk karena digunakan sebagai jalur penghubung ke Switch0
- Untuk Port FastEthernet1/1, Port FastEthernet2/1, Port FastEthernet3/1 menggunakan mode access karena digunakan sebagai jalur penghubung ke PC3, PC4, dan PC5.
- Untuk Port FastEthernet2/1 menggunakan akses VLAN 3, Port FastEthernet3/1 menggunakan akses VLAN 3, sedangkan Port FastEthernet1/1 tidak perlu dilakukan konfigurasi vlan karena sudah default pada VLAN 1.
11. Ping dari PC0 ke PC3, PC1 ke PC4, PC2 ke PC5. Klik pada PC, pindah ke tab Dekstop, klik Command Prompt, ketikkan : ping <IP Address tujuan>.
PC0 hanya bisa terhubung dengan PC3, PC1 hanya bisa terhubung dengan
PC4, PC2 hanya bisa terhubung ke PC5, jika selain itu maka ulangi dengan
teliti langkah-langkah sebelumnya.
Sumber :
Sejarah Cisco
Cisco atau tepatnya Cisco Systems adalah sebuah perusahaan yang
didirikan pada tahun 1984 oleh dua orang eks-staf Stanford University,
yang bernama Leonard Bosack dan Sandy K. Lerner. Bisnis utama Cisco
meliputi berbagai perangkat networking, seperti router, bridge, hub, dan
switch. Kisah tentang Cisco System dimulai sekitar tahun 1980 hingga
1981, yaitu setelah Xerox PARC (Palo Alto Research) menghibahkan
beberapa komputer Alto dan Ethernet Card kepada Universitas Stanford.
Komputer Alto, buatan Xerox
Menurut sebuah sumber, komputer Alto merupakan cikal-bakal komputer
grafis yang telah mengilhami Steve Jobs (pendiri Apple Computer) untuk
membuat Macintosh yang legendaris itu. Selain itu, teknologi Ethernet
yang digunakan oleh Alto juga telah mengilhami beberapa staf Stanford
untuk melakukan riset dibidang jaringan komputer. Sehingga
komputer-komputer yang ada di ligkungan Universitas Stanford dapat
saling berkomunikasi melalui jaringan komputer.
Pada mulanya, staf Stanford hanya melakukan riset dan bekerja untuk
tujuan ilmiah dan pendidikan. Kemudian, dua orang staf bernama Leonard
Bosack dan Sandy K. Lerner menginvestasikan dana pribadi untuk
mengembangkan multi-protokol router yang "ditanamkan" dalam perangkat
berbentuk "seperti komputer" yang diberi label Cisco.
Ide membuat "blue box" yang dilengkapi kipas pendingin dan dapat bekerja
dengan hanya menancapkan kabel ternyata merupakan ide yang cemerlang.
Apalagi saat itu merupakan awal perkembangan Internet. Seperti gayung
bersambut, perangkat router buatan Cisco laris terjual. Cukup banyak
perusahaan dan lembaga pendidikan yang menggunakan router buatan Cisco.
Namun, dibalik kisah sukses tersebut ternyata terselip lembaran kelabu
yang mewarnai sejarah Cisco Systems. Sebenarnya teknologi yang
dikembangkan oleh Cysco Systems (saat memulai bisnis) merupakan hasil
karya beberapa staf Stanford. Sebagian staf Stanford yang mengembangkan
multi-protokol router telah pindah ke Cisco dan menyumbangkan hasil
karyanya kepada perusahaan Cisco.
Cisco ASM/2-32EM Router (tahun 1987)
Ketika staf Stanford yang lain mengetahuinya, maka terjadilah "perang"
antara Stanford dan Cisco Systems. Hal ini hampir saja "mematikan"
perusahaan Cisco akibat tuntutan pengacara Stanford atas kewajiban
membayar royalti yang cukup besar. Disamping kewajiban lainnya dan hak
bagi Stanford untuk tetap dapat menggunakan software hasil pengembangan
para staf Stanford yang telah menjadi karyawan Cisco. Ini adalah sebuah
kisah kelabu yang mungkin tidak akan pernah diceritakan oleh
pendiri-pendiri Cisco Systems yang saat ini sudah menjadi milyuner. Jika
kita rajin meneliti sejarah kelahiran perusahaan IT kelas dunia,
ternyata ada banyak perusahaan yang mengawali bisnisnya dengan cara
seperti ini.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Sejarah Cisco
Cisco atau tepatnya Cisco Systems adalah sebuah perusahaan yang
didirikan pada tahun 1984 oleh dua orang eks-staf Stanford University,
yang bernama Leonard Bosack dan Sandy K. Lerner. Bisnis utama Cisco
meliputi berbagai perangkat networking, seperti router, bridge, hub, dan
switch. Kisah tentang Cisco System dimulai sekitar tahun 1980 hingga
1981, yaitu setelah Xerox PARC (Palo Alto Research) menghibahkan
beberapa komputer Alto dan Ethernet Card kepada Universitas Stanford.
Komputer Alto, buatan Xerox
Menurut sebuah sumber, komputer Alto merupakan cikal-bakal komputer
grafis yang telah mengilhami Steve Jobs (pendiri Apple Computer) untuk
membuat Macintosh yang legendaris itu. Selain itu, teknologi Ethernet
yang digunakan oleh Alto juga telah mengilhami beberapa staf Stanford
untuk melakukan riset dibidang jaringan komputer. Sehingga
komputer-komputer yang ada di ligkungan Universitas Stanford dapat
saling berkomunikasi melalui jaringan komputer.
Pada mulanya, staf Stanford hanya melakukan riset dan bekerja untuk
tujuan ilmiah dan pendidikan. Kemudian, dua orang staf bernama Leonard
Bosack dan Sandy K. Lerner menginvestasikan dana pribadi untuk
mengembangkan multi-protokol router yang "ditanamkan" dalam perangkat
berbentuk "seperti komputer" yang diberi label Cisco.
Ide membuat "blue box" yang dilengkapi kipas pendingin dan dapat bekerja
dengan hanya menancapkan kabel ternyata merupakan ide yang cemerlang.
Apalagi saat itu merupakan awal perkembangan Internet. Seperti gayung
bersambut, perangkat router buatan Cisco laris terjual. Cukup banyak
perusahaan dan lembaga pendidikan yang menggunakan router buatan Cisco.
Namun, dibalik kisah sukses tersebut ternyata terselip lembaran kelabu
yang mewarnai sejarah Cisco Systems. Sebenarnya teknologi yang
dikembangkan oleh Cysco Systems (saat memulai bisnis) merupakan hasil
karya beberapa staf Stanford. Sebagian staf Stanford yang mengembangkan
multi-protokol router telah pindah ke Cisco dan menyumbangkan hasil
karyanya kepada perusahaan Cisco.
Cisco ASM/2-32EM Router (tahun 1987)
Ketika staf Stanford yang lain mengetahuinya, maka terjadilah "perang"
antara Stanford dan Cisco Systems. Hal ini hampir saja "mematikan"
perusahaan Cisco akibat tuntutan pengacara Stanford atas kewajiban
membayar royalti yang cukup besar. Disamping kewajiban lainnya dan hak
bagi Stanford untuk tetap dapat menggunakan software hasil pengembangan
para staf Stanford yang telah menjadi karyawan Cisco. Ini adalah sebuah
kisah kelabu yang mungkin tidak akan pernah diceritakan oleh
pendiri-pendiri Cisco Systems yang saat ini sudah menjadi milyuner. Jika
kita rajin meneliti sejarah kelahiran perusahaan IT kelas dunia,
ternyata ada banyak perusahaan yang mengawali bisnisnya dengan cara
seperti ini.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Sejarah Cisco
Cisco atau tepatnya Cisco Systems adalah sebuah perusahaan yang
didirikan pada tahun 1984 oleh dua orang eks-staf Stanford University,
yang bernama Leonard Bosack dan Sandy K. Lerner. Bisnis utama Cisco
meliputi berbagai perangkat networking, seperti router, bridge, hub, dan
switch. Kisah tentang Cisco System dimulai sekitar tahun 1980 hingga
1981, yaitu setelah Xerox PARC (Palo Alto Research) menghibahkan
beberapa komputer Alto dan Ethernet Card kepada Universitas Stanford.
Komputer Alto, buatan Xerox
Menurut sebuah sumber, komputer Alto merupakan cikal-bakal komputer
grafis yang telah mengilhami Steve Jobs (pendiri Apple Computer) untuk
membuat Macintosh yang legendaris itu. Selain itu, teknologi Ethernet
yang digunakan oleh Alto juga telah mengilhami beberapa staf Stanford
untuk melakukan riset dibidang jaringan komputer. Sehingga
komputer-komputer yang ada di ligkungan Universitas Stanford dapat
saling berkomunikasi melalui jaringan komputer.
Pada mulanya, staf Stanford hanya melakukan riset dan bekerja untuk
tujuan ilmiah dan pendidikan. Kemudian, dua orang staf bernama Leonard
Bosack dan Sandy K. Lerner menginvestasikan dana pribadi untuk
mengembangkan multi-protokol router yang "ditanamkan" dalam perangkat
berbentuk "seperti komputer" yang diberi label Cisco.
Ide membuat "blue box" yang dilengkapi kipas pendingin dan dapat bekerja
dengan hanya menancapkan kabel ternyata merupakan ide yang cemerlang.
Apalagi saat itu merupakan awal perkembangan Internet. Seperti gayung
bersambut, perangkat router buatan Cisco laris terjual. Cukup banyak
perusahaan dan lembaga pendidikan yang menggunakan router buatan Cisco.
Namun, dibalik kisah sukses tersebut ternyata terselip lembaran kelabu
yang mewarnai sejarah Cisco Systems. Sebenarnya teknologi yang
dikembangkan oleh Cysco Systems (saat memulai bisnis) merupakan hasil
karya beberapa staf Stanford. Sebagian staf Stanford yang mengembangkan
multi-protokol router telah pindah ke Cisco dan menyumbangkan hasil
karyanya kepada perusahaan Cisco.
Cisco ASM/2-32EM Router (tahun 1987)
Ketika staf Stanford yang lain mengetahuinya, maka terjadilah "perang"
antara Stanford dan Cisco Systems. Hal ini hampir saja "mematikan"
perusahaan Cisco akibat tuntutan pengacara Stanford atas kewajiban
membayar royalti yang cukup besar. Disamping kewajiban lainnya dan hak
bagi Stanford untuk tetap dapat menggunakan software hasil pengembangan
para staf Stanford yang telah menjadi karyawan Cisco. Ini adalah sebuah
kisah kelabu yang mungkin tidak akan pernah diceritakan oleh
pendiri-pendiri Cisco Systems yang saat ini sudah menjadi milyuner. Jika
kita rajin meneliti sejarah kelahiran perusahaan IT kelas dunia,
ternyata ada banyak perusahaan yang mengawali bisnisnya dengan cara
seperti ini.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
0 komentar:
Posting Komentar